Tepatnya
sabtu malam menjelang larut, ajakan dari teman untuk berbincang santai disalah
satu kedai kopi di pusat keramaian kota Makassar.
Menikmati
segelas Vietnam drip kesukaanku, mencermati tetesan demi tetesan kopi yang
akhirnya full dalam satu cangkir bening , lalu perlahan mengaduknya dengan campuran
susu kental. Hangat pahit manis begitu nikmat.
Ditengah
obrolan yang begitu menyenangkan, namun dalam benak ada yang lebih menarik
perhatianku. Mulai diam dan perlahan keluar dari focus, mataku tertuju pada
semua tamu di kedai itu, dalam hati bertanya “oh masih ada? Tersenyum bahagia rasanya melihat sekelompok
orang berbincang bincang santai, ada yang serius ada yang teratawa ada jg yang terdiam bisu penuh fikir
Sesekali
kembali kuperhatihan tingkah dan wajah satu persatu tamu di kedai itu,
rautannya campur aduk namun yang saya tangkap hanyalah satu rasa.
Apa
mungkin hanya kebetulan saja, apa hanya mungkin karena saya baru pertama
kalinya ke kedai kopi itu, apa mungkin kebetulan tamunya bukan kumpulan autis. Bukan
sebentar, sambil ngobrol tanpa focus sepanjang waktu tak henti2nya mata ini
mencuri kesenangan dari sosok mereka yang tak kukenal dan tak mengenalku.
Takjub
tak ada yang berkutat dgn gadget apa lagi selfie, moment langkah rasanya
melihat orang disekitar tidak bersenandung dengan hal hal maya, namun hanya
akrab dengan nyatanya, anugerah Tuhan yang mereka punya, fikiran,
hati, dan jiwa benar-benar utuh menyatu dalam tubuhnya saat itu.
Terima
kasih malam, terima kasih kalian yang tak kutahu.
Makassar,
3 July 2016 12:01AM